Monday, October 29, 2007

Mama Cantik

Pernahkah aku memuji bahwa kau memang cantik?
Ya, bahkan saking sebalnya ketika seorang pria dengan seenak jidat mencium punggung tanganmu tanpa ijinku. Dia bukan bapakku!

Tak pernah kau terlihat letih meski bekerja hingga larut malam.

Wajahmu selalu segar dipoles make up wajar.
Meski ketika kau sakit, kau berusaha tampil seperti ketika sehat.

Tak heran karena kau memang cantik.
Di kantormu dulu, siapa yang tak kenal?
Tak hanya berparas cantik, hatimu jauh lebih cantik.

Tukang becak, penjual mangga gedong, kuli bangunan, penjual bakso... Semua pernah mendapat senyum manismu. Membuat mereka lupa lelah dan duka.

Ketika kau tak sanggup lagi meski hanya sekedar bedak tipis... Wajahmu semakin memucat. Kau tetap memaksa untuk tersenyum.

Ma, sampai kapan pun kau tetap cantik!

(dedicated: my beloved late mother)

0 komentar: