Thursday, February 27, 2003

Aku Meradang (Untuk yang kesekian kalinya)

Rabb... Aku mohon, hilangkanlah rasa itu dari dalam diri ini.

Curiga, buruk sangka, kotor hati, iri, kesal, dendam...

Sungguh, rasanya kini aku kembali meradang...

Lingkaran setan dalam pusaran berputar menjebakku puas.

Rabb... Aku tak ingin mengemis tetapi memang fitrahku demikian

marah sedih kecewa pedih kesal dendam iri suntuk bete sakit perih
tanpa pernah bahagia suka ceria tertawa tersenyum gembira...

Feb 03
("Ujian bagi seorang beriman tidak mungkin hanya berada pada level bawah terus.")
-kakakku-

Hanya Satu

Pemilik jiwa ragaku hingga kukembali ke pangkuan-Nya

Asaku dalam menapaki tangga menuju cinta hakiki

Kekuatanku setiap hari lima kali tanpa pernah berhenti

Pasangan belahan jiwaku selama jantung ini masih berpacu

Hanya satu... Cukup satu

Feb 03
(Dan satu kata untuk kita, Bintang Malam. Berhenti!!!)

Kamulah Satu-satunya
(Ini juga bukan puisi... Cuman pengen curhat)

Bintang, ma kasih banget ya atas semua cinta dan pengorbananmu
Sungguh, hanya kamu yang bisa menguatkan pendirianku
Sungguh, hanya kamu yang selalu mengingatkanku pada Illahi Rabbi

Bintang, maaf ya tadi malam...

Feb 03
(Apa aku masih bisa menyebut nama-Mu, Rabb?)

Monday, February 24, 2003

Kalau Berani, Maju Satu-satu
(Sumpe, ini bukan puisi!)

JANGAN PERNAH MELIHAT SESEORANG HANYA DARI TAMPAK LUAR
MASALAH SETIAP ORANG BERBEDA DAN TAK AKAN PERNAH SAMA

JANGAN PERNAH MENYALAHKAN SESEORANG TANPA MEMBERI...
SEBUAH KESEMPATAN UNTUK MEMBELA DIRI

PENGECUT HANYA BISA BERBICARA DI BELAKANG
PECUNDANG HANYA BISA BERSORAK DI PINGGIR

F*CK U ALL!!!!!!!!!

Jakarta, Feb 24, 2003
I really hate Monday!!!!!!!!

Thursday, February 20, 2003

Mendekatlah Sejenak (Kesendirian Dewi Pradnya Paramitha)

Jangan berpaling begitu mudah dari teriknya mentari
Biarkan sebuah genggaman kokohkan pijakanku di sini
Lupakan kata yang pernah terucap dalam sepi

Kumohon...
Jangan berlalu semudah pecahnya buih lautan
Dekat kemari di sisi
Aku begitu letih

Feb 03
(Peluklah aku malam ini, Bintang Malamku...)

Wednesday, February 19, 2003

Tak 'Kan Ada Cinta Yang Lain

Pastikan cintaku hanya untuk-Mu
Aku takut kehilangan cahaya cinta-Mu

Jakarta, Feb 03
(Rasanya hujan tidak mampir di teras rumahku, Rabb)

Monday, February 17, 2003

Jalan Kita Masih (Sangat) Panjang

Jalan kita masih panjang
Masih ada waktu tersisa
Coba kuatkan dirimu
Jangan berhenti disini
Beri satu kesempatan
Cinta suci berbicara
Waktu 'kan mengilhami
Kedewasaan hatimu

---------

Bintang Malam, masih terlalu dini bila kita berharap pada hitamnya malam atau teriknya siang.
Beban yang menghimpit terasa semakin sesak bila kita berhenti.
Tersenyumlah. Masih ada secercah asa menunggu di ujung cakrawala cinta kita.
Kita 'kan lepaskan semua kerinduan yang telah lama terpendam.
Hanya berdua.

Feb 03
Jakarta this afternoon. So bored. I Hate Monday!

Cintakan Membawamu Kembali

Telanjur ada setitik cahaya menyentuhku. Ada semburat luka menyeruak di tengah hiruk pikuk lorong waktu.
Kunantikan fajar tiba hingga dapat menuai rindu yang kau titip pada separuh nafasku. Sesaat terhenyak saat
terlintas bayangmu. Air mata tak hendak berhenti alirkan lara dan perihnya dukaku. Hanya bisa memohon dalam
hening malam... Aku masih menunggumu kembali


Feb 03
(Thanks to Ari Lasso's voice and the inspiration)

Kangen

setiap huruf meneteskan tawa dan sedihku padamu. betapa merindunya jiwaku akan hadirnya sebuah
bayangan kasih. mengerti akan gejolak terpendam menunggumu pulang kembali di sisi. terlelap di bawah
siraman bintang malam dan buaian gelitik rerumputan. terhirup aroma candu menusuk kalbu. kurindu
bersama pelita hidupku. bawa aku berlayar di lautan cintamu. oh asmara...

Feb 03
(Terinspirasi oleh tatapan matamu, Bintang Malam)

Saturday, February 15, 2003

Satu Hati (Semestinya)

Malam jingga
Gemerisik daun oleh hujan
Hangat merona

Melebur dalam senyum
Mendesah dalam bahagia
Cinta...

Jakarta, Feb 15, 2003
Hadiah terindah untuk episode pertama
(Empat, lho! Hebat kan, Bintang Malamku?)

Thursday, February 13, 2003

DALAM HARAPKU-SEMOGA

saat engkau singgah
menepi di tepian hatiku
menjadi penawar segala gundah
menemani semua sepiku

hingga kamu
aku
satu
dalam indah angan cinta


bila disana
didepan kita


perbedaan menyangkal semua makna cinta
menghalangi arti perjalanan ini
kuingin janjimu setia
menjalani segala yang terjadi


DALAM HARAPKU
kupintakan agar selamanya
kita tetap sejiwa


dalam langkahku
kuyakinkan segala asa padamu
melangkah bersama cintamu


SEMOGA tegar
melebur
terukir takdir


01:28.100203.wie

(Thanks a lot, Wie!!! Arigatou gozaimashita!)

Allah Punya Rencana
My sis: Ve

Belum kiamat bila arjunamu melenggang ke timur
Intip saja bawah jembatan Kali Ciliwung
Masih banyak tawa di sela tangis jundi-jundi polos itu

Enyahkan semua keluh dalam sesaknya pengharapan
Tengok saja deretan petak di Kampung Sawah
Tersisa sejumput asa yang terpendam dalam bisu

Sepenggal tersimpan di satu sisi kehidupan
Menanti berpadu dalam meronanya langit jinggamu
Entah esok...
Entah lusa...
Agendamu belum lagi Dia buka

Maka... Nikmatilah!

Feb 03
(Obat penawar rindu untuk Kakak Mungilku)

Menikahlah, Engkau Menjadi Kaya*

Dalam doa malam yang menyeruak di sela dinding harapan
Berharap denting gitar dan melodi piano iringi tangis rindu
Masih ada kesempatan

Mengharu biru selembar album kenangan basah
Tak akan salah semua rencana Yang Kuasa
Cinta suci-Nya terlalu indah

Kekayaan hakiki semanis barisan senyum si kecil
Kebahagiaan sejati seindah masa-masa sulit berdua
Terlalu berharga untuk dinilai

Tak akan pernah tertukar...

Feb 03
(Bintang Malam, selamanya...)
*) A. Mudjab Mahalli, Mei 2001

Monday, February 10, 2003

Mentok Nih!
Pro: TSP dan Arwan : Bukan puisi lho!

Ketika tidak ada lagi yang melintas dalam benak yang penat
Hanya ada satu kata : Istirahat

Jiwa ini sedang mati pun raga ini sedang lelah
Tak ada kata lain yang bisa terucap selain :
Terima kasih mengingatkanku

Feb 03
(Aku sendiri merasa sedang menjadi orang lain. Menyedihkan)

Friday, February 07, 2003

Hanya Satu Pinta

Jangan pernah tinggalkan aku hingga Sang Khalik melepas jiwa dari raga

Jakarta, February 7, 2003
01.11 pm @my private room
(Kita buat sistem baru. Kita mampu)

Berkurangnya Jatah Hidup

Hari ini genap usiamu 20 tahun. Dewasa dalam pikir dan laku. Pria muda.
Tawa tangis menghias harimu tanpa henti. Ditempa pengalaman tak berkesudahan.

Maaf aku tak bisa membahagiakanmu. Hanya bisa berdoa agar kau lebih baik.
Maaf tak bisa memberikan yang terbaik. Apa yang kupunya, itulah milikmu.

Sayang, semoga Allah selalu bersamamu

Jakarta, February 7, 2003
Ini bukan puisi, kok!
(Selamat Ilang Tahun, Adikku Tersayang)

Thursday, February 06, 2003

Alunan Syahadat Dan Doa Rasulullah SAW

Khidmat. Tenang. Syahdu.
Mengalun begitu lembut dan menggetarkan sukma

Telaga bening tertumpah di pipi tanpa bisa terbendung
Ada rasa menggelitik bergegas memenuhi ruang hampa di jiwa
Tergerak hati tersenyum ingin bersenandung

Masih terngiang dua kalimat agung itu menggetarkan alam sadarku
Doa Rasul kepada ananda Siti Fathimah membuatku takjub
Ya Rabb... Betapa agungnya Perjanjian Suci-Mu
------------------

Mengenang semuanya... Aku menangis

Feb 03
(Bintang Malam... Ingatkah kau?)

Masih Ada Waktu

Cukup waktu yang berjalan mendekati seulas senyum manis yang senantiasa bertengger di tepi cakrawala harapan
Bersiap melepas semua hasrat terpendam yang terdiam tanpa mampu terungkap oleh gelegak dalam jiwa
Biarlah bersama merenda setiap detik tersisa dalam hening dengan merajut kasih yang tertata rapi dalam impian

Masih tersisa sepotong tanya dalam gelapnya halusinasi bernuansa merah hati
Inikah takdir yang telah tergores di setiap tulang rusukku dengan tetesan darah?
Entahlah... Yang kuingat hanya satu: masih ada detik yang berbunyi merdu di telingaku

Jakarta, Feb 6, 2003
(Jangan pernah tanya hal itu lagi, Bintang Malam. Tiada keraguan.)

Wednesday, February 05, 2003

Sebentuk Cinta Yang Tersisa Untuk Ayah

Ayah, aku masih ingat seluruh kenangan kala kau bersamaku
Aku masih ingat sewaktu kau bercerita tentang serunya menjadi kuli tinta
Asyiknya memburu berita perang di Afghanistan
Hebohnya meliput NASA dan kameramu hilang
Aku masih ingat, Yah...

Ayah, aku masih ingat ketika mama mendahului kita
Kau tampak begitu terpukul dan marah
Kau bahkan tidak bisa lagi bercanda seperti dulu lagi
Tak ada lagi kehangatan dalam senyum penuh kharisma itu lagi

Ayah, kini kau amat rapuh dan jauh
Kau begitu antipati dan apatis terhadap semuanya
Aku tahu kau menderita amat sangat tak berkesudahan
Namun kau juga harus mengerti, Ayah... Aku lebih menderita

Ayah, dari sekian banyak kenangan kita, aku ingin berucap satu hal...

Aku masih mencintaimu meski tiada lagi aku di hatimu

Feb 5, 2003
(Maafkan aku, Ayah... Aku pilih jalan sendiri)

Tuesday, February 04, 2003

Masih Ada Kesempatan

Jangan buang lagi lembaran kenangan indah kita
Kembalilah peluk raga lemah yang haus belaimu ini
Jangan siakan rasa rindu yang hanya sekeping ini

Usahlah kau ragukan senyum yang hanya untukmu selalu
Biarkan selalu menghias harimu kala dalam duka nestapa
Ijinkan aku melebur dalam sukmamu seperti dulu

Biarkan seperti apa adanya...

Feb 03
(Masih ada empat hari lagi)

Kita, Hari Ini

Pagi ini kicau burung mendayu merdu menyapa dalam keheningan
Langkah ringan hati riang pikiran tenang. Menyenangkan

Sang Surya begitu ramah menghangatkan pipi tiada menyilaukan
Sapa ramah bergantian bergulir mengisi relung hati. Indah

Rembulan tersenyum mengantar ke peraduan kerinduan
Hilang segala penat dan letih melihat bintang di sisi. Bahagia

Terima kasih atas karunia hari ini
Tuhan, beri aku seperti ini setiap hari kumau

Feb 03
(Bintang Malamku, jangan pernah ragu. Aku tak pernah menyesal.)

Monday, February 03, 2003

Aku Hanya Ingin Bernafas Sejenak

Berhentilah memaki
Pelankah volume suaramu
Ijinkan aku sejenak terpejam
Aku lelah

Feb 2003
(Aku kerja sendiri neh!)