Thursday, January 09, 2003

Apa Masih Perlu/Kado Pernikahan yang Usang

Setahun silam masih terdengar setiap huruf dari bibirmu berucap...

Masih terlalu pagi untuk bertanya, "Mau bercinta di mana?"
Masih terlalu dini untuk berkata, "Aku sudah orgasme."
Masih terlalu awal untuk berteriak, "Aku butuh tubuhmu!"

-----------

Mentari masih malu-malu untuk mengintip di balik jendela kamar pengantinmu
Belum lagi gedung resepsi dibereskan untuk pesta prestise itu nanti malam
Dan jas pengantinmu masih tergolek di tepi ranjang menunggu melekat di dekat dada bidang kokoh itu...

Sekelebat bayang masa silam merobek mimpimu
Merengkuh perlahan jiwa yang masih putih mewangi
Ah, cinta... Malam ini dia akan menjadi milikmu
Perjuanganmu menuju nirwana hampir selesai 'tuk dibalas dengan nikmatnya berlayar di lautan asmara
Sesaat matahari mulai menerobos masuk dengan paksa membuatmu memicingkan mata...
Pedih... Sesakit masa silam yang kelam... Perih
Kau hela nafas. Berat.

Ada keraguan menyeruak batinmu.
Apa masih perlu?
Sudah pernah kaurasa manisnya dada cintamu
Sudah pernah kaucicipi basahnya bibir kasihmu
Sudah pernah kaumasuki hangatnya pintu rahasia wanitamu
Sebelum Tuhan menyatukan kalian, nafsu sudah lebih dulu merekatkan kalian

Apa masih perlu? Selembar bukti pengesahan cinta kalian?

Aku tak pernah tahu... Karena aku pun sedang gelisah di tepi ranjangku... Ratusan kilometer darimu... Pun menggeleng...

Apa masih perlu? Entahlah... Rembulan mulai menggeser Sang Surya... Satu jam lagi...

(Des '02, kado pernikahan yang usang)

0 komentar: