Thursday, September 04, 2008

Jiwa yang Bercabang

Duduk terpaku dalam hening mencekam... Galau hati yang semakin menggelegak berontak...
Labirin yang semakin menyesatkan dan terasa semakin jauh dari kata akhir...

Sementara nyanyian jiwa yang mendayu memaksaku untuk berhenti sejenak.
Untuk menangis. Untuk menyesali keputusan yang membuatku patah arang.
Mencoba jujur pada yang lain naum tidak pada diri sendiri. Aku merasa menjadi orang lain.

Mujahid Kecil dengan senyum tulusnya memelukku erat. Dia yang masih di istanaNya pun beranjak mendekat... Mengajakku berbicara... Aku harus berubah. Demi diriku dan demi mereka.

Hingga detik ini... Cabang itu semakin meluas dan mengakar hingga sulit untukku mencabutnya...

6 komentar:

Sinopi said...

yaelah.. gw paling sulit memahami bahasa yg begonoan.. lebih suka strike to the point..
tak mengertipun ada apa-an pk cabang2 gituh..
buka cabang ato ngomongin pu'un rambutan..?

ipam nugroho said...

bagiku sangat berarti lagi, semua ingin disini takkan pernah, semua ada disisi segenap jiwa ada disini, hingga akhir waktu.

Eucalyptus said...

Apapun masalah kamu, moga2 semua cepet selesai ya say

Anonymous said...

Sabar ya tante....

Anonymous said...

Sebenarnya apasih arti kata Labirin? sering baca tapi nggak tahu artinya hiks...

Rhein Fathia said...

Duwh...mbakku ini lagi knapa lagi sie..?? miss u ^_^