Saturday, January 11, 2003

Musikalisasi Puisi (Sajak DOP)

Segaris senyum terpatri dalam benak tanpa mau hilang dari pandangan
Kata demi kata mengalir lancar, deras, jernih, tanpa ada penghalang diantara pohon, ranting, dahan, daun, akar
Petikan dawai gitar dan gesekan biola iringi canda tawa tangis sedu sedan mengalun damai tiada tepian
Lincah menyapa dalam badai apa yang menjadi rintihan ibunda setiap malam. Luwes. Lugas. Sederhana.
Tengadah menantang menghadang terengah menepis sebuah kata. Obsesi.

Mengharap mimpi menuai realita tanpa makna. Kosong. Hampa.
Selesailah kata-kata itu mengalir. Berhenti. Keheningan melanda menusuk kalbu menggelitik jiwa.
Perlahan diiringi belaian Sang Bayu melangkah meninggalkan aroma. Segar. Wangi. Mempesona. Membekas.

Ikuti setiap langkah yang hilang ditepis nafsu. Sepi. Layu. Sendiri.
Menerawang. Siang. Panas. Silau.
Akankah kembali hadir dalam mimpi membuai setiap desahan nafas ini?


Jan 03
(Istimewa untuk pengamen favoritku di Terminal Depok)

0 komentar: