Saturday, January 11, 2003

Karena Kutahu Engkau Begitu (Lamunan Dewi Pradnya Paramitha)

Selembar daun tertindih setetes embun pagi nan bening dan sejuk tetap melekat menanti tersentuh jemari lentikmu, bidadari kecilku.
Sang Bayu berbisik lirih di telingamu untuk menarik pandanganmu kepada pelangi di balik punggung bapakmu. Oh, anakku!

Kerjapan mata sipitmu dengan bola mata bening polos memaksaku untuk mengucapkan selamat pagi lebih awal.
Tanganmu menggapai menarikku mengajakku terbang entah kemana. Ah, gadisku!

Tawa renyahmu menggelitik pipi Sang Daun mengguncang posisi embun yang protes karena ulahmu. Ia benci jatuh ke tanah.
Kau segarkan pagi ini dengan semangatmu.
Kami rindu kicaumu, Cantik.

Sayang, jangan tinggalkan aku sendiri sendu sedih sepi.
Manis, janji padaku sumpah tak kan lewati ritual pagi kita karena mereka tahu engkau begitu.

Anakku, tahukah kau jika mentari takkan terbit bila kau tak ada?

Karena kutahu engkau begitu.

Takkan kubiarkan semua merenggut merebut merampas harta tak ternilaiku.

Kau tersenyum. Kali ini, embun itu sudah kembali ke awan birumu, Nak.

Jan 03
(Ananda tersayang di rumah. Kangen rindu)

0 komentar: